Minggu, 06 Januari 2013

One Sweet Day

Ada kerinduan tertahan dalam setiap kata yang kau ucap. Meski kau berusaha menyembunyikannya namun kau tak pernah berhasil menutupinya. Banyak hal telah kita lewati, pahit getir, namun tiap kali kerinduan itu selalu datang, dan selalu manis setiap pertemuan yang kita lalui.
Rasanya ingin cepat-cepat sampai. Sudah lewat senja, hujan lumayan deras, namun itu tak membuat kita mengurungkan niat. Menembus hujan dan pekatnya malam. Jalanan macet nyaris membuatmu kehilangan kesabaran, namun semua terbayar dengan satu pertemuan panjang malam itu.

Duduk dan berbicara panjang lebar, memuaskan dahaga jiwa atas waktu lalu yang terpisahkan jarak. Meskipun diantara rintik hujan, dingin tak lagi terasa olehku. Dirimu begitu piawai membawa suasana, itu yang selalu membuatku nyaman. Canda tawa dan senyum selalu menghiasi wajahmu, tak terasa semua kepedihan hidup bila didekatmu. Aku hanya ingin di dekatmu, hanya ingin mendengar suaramu, menatap wajahmu, itu saja.

"Temani aku, malam ini." katamu. Kamipun duduk dikelilingi teman-teman yang asyik bercerita panjang lebar. Tentang hidup dan ketidakadilan. Tentang pekerjaan dan tantangan, tentang atasan dan kesewenangan. Malam itu aku tahu, betapa ketidakadilan telah membelenggumu selama ini, betapa kau harus menanggungkan akibat dari kesalahan oranglain. Hatiku pedih. Aku hanya bisa menatapmu dalam-dalam,  melihat sosokmu yang duduk santai disampingku. Betapa kuat kamu menahannya, kamu tak pernah mengeluhkan itu, kamu tak pernah mengatakan lelahmu padaku. Untukku kamu selalu tersenyum dan bergembira, justru aku yang selalu merepotkanmu dengan segala keluhkesah dan rengekan manjaku. Dalam percakapan panjang malam itu, yang membicarakan kepedihan hidupmu, kamu tetap tersenyum, sesekali kamu pandangi aku, sambil erat menggenggam tanganku. Malam itu aku berjanji pada diriku, akan selalu ada untuk bahagiamu. Tak kuucap padamu, namun kugenggam erat dalam jiwaku, seerat genggaman tanganmu.