Minggu, 30 September 2012

Matahariku

"Aku selalu genggam erat tanganmu, selalu bersamamu. Semangat ya,,, raih terus prestasi." Kata-kata itu tak pernah lekang dari ingatanku. 

Masih hangat dalam benak, kau datang penuh semangat, menguntai cerita sepanjang hari, seakan aku tak pernah lepas dari pandanganmu. Sekeping hatimu adalah sekeping milikku. Waktu dan cintamu memintaku hadir mengisi jiwamu, akupun datang menyambut dengan cinta yang tulus sepenuh jiwaku. Tak pernah kuberhitung siapa kamu siapa aku, karena untukku cinta hanya butuh cinta itu sendiri. 

Semusim berlalu, meski singkat kau rengkuh aku dalam binarmu, itu tlah cukup untuk membantuku menghapus air mata masalalu. Meski hangat cahayamu timbul dan tenggelam karena kau sendiri sibuk bergumul dengan kerasnya cuaca. Tak apa. Yang pasti kau telah menuntunku menemukan diriku kembali. Aku tlah cukup tenaga tuk bersinar lagi.

Kala kau terdiam, sinarmu tak lagi menerangi, bisu. Aku tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin cinta itu telah lenyap terbakar panasmu sendiri. Tak ada benci bagiku. Karena hanya dua kemungkinan bagiku menerima dan membalas cintamu atau kehilangan dan tetap bersyukur karena pernah berarti dalam kehidupanmu.

Meski tegar nyanyian jiwaku, tak urung buliran-buliran bening ini begitu deras mengalir mengiringi setiap langkah kehilanganmu. Menghentikan sejenak semua nalar dan kata-kata. Danau itu telah kering, pohon cintamu meranggas. Tinggalah aku termangu disini sendiri menggenggam sebelah cinta. Sedang kau entah kemana membawa serpihan sebelah hatiku. Apimu telah membawa kemarau panjang yang membakar rumah cinta kita.

~just wake me up when September end~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar